Apa kabar sobat pembaca yang budiman?
Apa kabar budi? He :D, Maksud Pak Tua ini, bagaimana moral kita hari
ini? Apakah masih selalu lembut seperti seharusnya. Apakah moral di
dalam diri masih mengesankan dan membawa bahagia serta manfaat bagi
sesama? Apakah kita sudah mengerti dan membiarkan hanya pengertian yang
berharga, yaitu pengertian yang “benar”, hanya itu yang tumbuh di dalam
diri? Hmm, mari sejenak tersenyum.
Apakah sahabat pembaca terganggu dengan semua pertanyaan itu?
Baiklah, akan Pak Tua jelaskan! Semua pertanyaan itu adalah perkenalan
awal kita dengan dunia Filsafat. Kali ini Pak Tua dalam Portal Keluarga
Pedia hendak memperkenalkan sahabat pembaca dengan salah satu tokoh
filsafat Yunani, namanya
Plato. Karena ia adalah salah satu
tokoh filsafat, ia gemar membuat banyak pertanyaan, mungkin
pertanyaan-pertanyaan seperti diatas. Atau pertanyaan lain yang malah
lebih menyebalkan. Tentang kebenaran, atau penjelasan untuk hal-hal yang
akhir-akhir ini mulai terasa sepele sekali.
Kita akan membahas apa itu filsafat lebih jauh pada tulisan-tulisan
berikutnya, karena akan menjadi terlalu menyebalkan untuk melihat
tulisan ini kehilangan bahasan utamanya, yakni ketika pak tua mulai
berbicara tentang Filsafat itu sendiri dan diterpa penyakit lupa, lupa
tentang judul artikel ini yang hendak membicarakan
Plato. Sudah.
Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) ialah seorang ahli filsafat (Filosof) dan Matematikawan Yunani. Plato lahir di
Athena pada sekitar 428 SM atau 427 SM, dan meninggal di tanah kelahirannya pula
Athena, pada sekitar 347 SM, saat meninggal
Plato berumur sekitar 80 tahun.
Plato merupakan satu dari tiga tokoh filsafat Yunani yang paling berpengaruh di dunia hingga saat ini, yakni selain gurunya
Sokrates dan muridnya
Aristoteles.
Pada awalnya, Plato memiliki nama
Aristokles. Sedangkan nama
Plato sendiri merupakan julukan yang ia terima dari pelatih senamnya, Kata
Plato sendiri dalam bahasa Yunani berarti
lebarnya, dan nama
Plato ia terima karena dahi dan bahuya yang amat lebar. Akhirnya nama Plato digunakannya dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Plato adalah sosok dengan perawakan tinggi dan tegap, raut wajahnya,
bentuk wajahnya, serta parasnya membentuk perawakan yang nampak bagus
dan harmoni. Akhirnya dalam tubuh besar dan sehat inilah lahir
pemikiran-pemikiran yang mendalam dan tajam. Yang pandangan matanya
seolah-olah menggambarkan ia hendak mengisi dunia ini dengan
cita-citanya.
Keluarga dan Masa Kecil Plato
Plato lahir dari dalam keluarga Aristokrat yang terpandang
di masa itu, yakni keluarga yang turun-temurun memegang peran politik
penting dalam ranah politik Athena. Ayah plato, Ariston merupakan
seorang yang dikatakan adalah keturunan raja Athena, Codrus dan raja
Messenia, Melantus. Sementara itu ibu
Plato bernama
Perictione.
Perictione berasal dari keluarga terpandang dan terpelajar, kebanyakan keluarganya adalah penegak hukum dan sastrawan.
Plato memiliki 3 saudara kandung, yakni 2 orang saudara lelaki
bernama Adeimantus dan Glaucon serta seorang saudari bernama Potone.
Tidak ada keterangan pasti apakah saudara-saudara kandung tersebut lebih
tua atau lebih muda dari Plato.
Plato dididik oleh Ayah ke-duanya
Pyrilampes, Pyrilampes
ialah paman Plato yang dinikahi ibu-nya setelah Ariston meninggal saat
plato masih kecil. Paman yang menjadi ayah tiri Plato itu adalah seorang
duta Yunani untuk Persia, dan tokoh yang disegani di Athena. Pyrilampes
pernah menikah dan memiliki seorang anak lelaki yang tampan bernama
Demus. Setelah menikah dengan Pyrilampes, ibunya kembali mengandung dan
melahirkan seorang anak lelaki bernama Antiphon. Nama-nama saudaranya
ini kelak sering kali muncul dalam buku-buku filsafat karangannya.
Menurut Informasi yang disampaikan oleh Paul Strathern dalam bukunya
90 Menit Bersama Plato, dikatakan bahwa plato jua adalah seorang pegulat
yang handal. Ia sering memenangkan pertarungan gulat, meskipun tidak
pernah menjadi juara dalam pertandingan Olimpus
Tidak hanya memiliki fisik yang kuat, Plato juga memiliki otak yang
cerdas dan kerendahan hati yang mulia. Ia dikenal sebagai anak yang
cepat tanggap, senang belajar, dan tidak sombong. Ia mampu menguasai
pelajaran tata bahasa, musik, dan olahraga dengan baik semasa kecilnya.
Ia juga sudah mulai menghadiri kelas filosofi sebelum ia bertemu
Socrates.
Plato mempelajari sastra sejak kecil, sehingga sebelum dewasa
Plato sudah pandai membuat karangan bersajak. Lalu, sebagaimana kebiasaan orang-orang dari kalangan terhormat masa itu,
Plato mendapat didikan filsafat. Mula-mula pelajaran filsafat ia terima dari
Kratylos, yang merupakan murid dari
Heraclitus yang mengajarkan bahwa segala hal daam kehidupan ini mengalir seperti air.
Hingga akhirnya plato meninggal pada umur 80 tahun, plato tidak pernah menikah.
Itu sekelumit tentang kehidupan dan keluarga plato. Bagaimana sahabat
pembaca, bukankah perkenalan awal tentang plato ini cukup menarik?
Sebelum kita tahu lebih jauh lagi tentang plato, khususnya tentang
pemikiran filsafat dan perkembangan pemikiran filsafatnya, kalian perlu
tahu, kakek tua
Plato adalah salah seorang Kakek Tua yang bijak sekali.
Pernah suatu ketika ia ditanya ,”Bagaimana caranya agar seseorang bisa hidup dengan tenang?”. Dia menjawab ,”Jika orang itu tidak melakukan kejahatan dan tidak bersedih akan sesuatu yang di alaminya ,maka dia tentu akan merasa tenang”.
(Klik untuk kumpulkan Kata Bijak Plato)
Guru Filsafat dan Perkembangan Pemikiran Filsafat Plato.
Setelah sebelumnya mempelajari filsafat dari
Kratylos yang
ternyata ajarannya tidak bisa diterima oleh Plato. Akhirnya sejak plato
berumur 20 tahun plato mulai mengikuti pelajaran filsafat dari Sokrates,
karena pelajaran ini yang akhirnya mampu memberi kepuasan baginya.
Sehingga jadilah Plato salah seorang murid dari Socrates. Socrates ialah
seorang Filosof Yunani yang termasyhur. Karena memiliki pemikiran yang
cocok satu sama lain, hubungan Plato dan Socrates menjadi sangat dekat
layaknya seorang Ayah dan Anak. Plato adalah murid yang patuh, dari
berbagai kitab yang ditulis oleh plato dapat diktehaui bahwa plato
sangat mengagumi gurunya ini.
Keduanya sering terlibat dalam diskusi Filsafat yang mendalam,
sehingga pemikiran-pemikiran plato banyak dipengaruhi oleh pemikiran
socrates, dan akhirnya banyak dari pemikiran-pemikiran socrates yang
tidak pernah ia tuliskan diterbitkan oleh Plato. Saat Socrates meninggal
karena hukuman meminum racun cemara, Plato masih berumur 29 tahun.
Plato Mendirikan Akademia
Kematian Socrates menjadi awal bagi plato untuk mengembara. Plato
mengembara selama 12 tahun lamanya dari tahun 399 SM. Mulai dari Megara
(Yunani), lalu ke Kyreni (Afrika Utara), Mesir, hingga ke Sisilia.
Pengembaraan yang ia lakukan adalah untuk mencari kebijaksanaan sesuai
apa yang diajarkan oleh gurunya, Sokrates. Kembali dari pengembaraannya,
Plato mendirikan Akademia, ialah sekolah yang dapat menjadi tempat bagi
orang-orang yang hendak mempelajari ilmu seperti etika, matematika,
ataupun logika. Akademia dikatakan sebagai sekolah tingkat tinggi
pertama yang ada di dunia barat.
Dan di Akademia inilah Plato memperoleh murid yang akhirnya menjadi
salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh, Aristotles.
Pernah suatu ketika, Aristoteles bertanya kepada Plato sebagai guru,
apakah manusia itu? Plato kemudian menjawab ‘manusia itu adalah
binatang/ hewan yang berkaki dua’. Akhirnya keesokan harinya Aristoteles
membawa seekor ayam lalu menyodorkannya; ‘inikah yang anda maksud
manusia?”
Setelah kaget melihat ayam yang muridnya bawa, Plato kemudian
merevisi definisinya tentang manusia. ‘manusia adalah hewan bekaki dua
dan tidak berbulu’, begitu teriak Plato. Mendengar jawaban baru,
Aristoteles pun tidak kehilangan akal. Keesokan harinya ia kembali ke
Akademia dengan membawa seekor ayam yang bulunya sudah habis ia cabuti.
Kemudian ia kembali bertanya; ‘apakah ini yang guru maksud tentang
manusia?’. Cerita itu berakhir sampai di sana, tidak ada informasi lebih
jauh mengenai anekdot tentang definisi manusia itu.
Pemikiran Filsafat Plato.
Seperti dikatakan sebelumnya, Pemikiran-pemikiran filsafat Plato
banyak dipengaruhi oleh pemikiran gurunya, Socrates. Adapun hal pertama
yang dilakukan Plato sebagai seorang filosof adalah menerbitkan karya
Socrates Apologi.
Sebagai seorang filosof, Plato mempunyai kedudukan yang istimewa. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu,
seni dan
filosofi. Ia mampu melukiskan Pandangan yang dalam dan abstrak dalam
bahasa yang indah. Sehingga dikatakan tak ada filosof yang mampu
menandinginya dalam hal ini, baik filosof yang lahir sebelum masanya
maupun setelahnya.
Adapun inti dari pemikiran filsafat yang dicetuskan Plato ialah
pendapatnya tentang idea atau yang disebut dengan dunia ide. Dalam
pemikiran ini, plato memisahkan kenyataan yang terlihat dalam alam lahir
dengan jiwa yang abstrak (idea). Idea berlaku tanpa bergantung kepada
pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata karena
kecerdasan berfikir. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya
saja.
Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis,
tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah
suatu pikiran, melainkan suatu realita. Ini semacam pendapat Parmenides
tentang adanya satu hal yang kekal, dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang
baru dalam ajaran Plato ini ialah pendapatnya tentang suatu dunia yang
tidak bertubuh.
Karya-karya Plato
Baiklah sahabat pembaca, kita sudah mengenal sedikit tentang
pemikiran filsafat kakek tua plato, semoga kalian tidak kebingungan.
Sekarang, kita aan coba melihat kaya-karya plato, memahami bagaimana
plato menuliskan karya-karyanya.
Berbicara tentang karya Plato, maka
Republik menjadi salah satu yang paling terkenal. Republik merupakan uraian garis besar pandangan plato mengenai keadaan “Ideal”.
Sepanjang sejarah, karya-karya Plato diedit dan disalin ulang. Meski
tanpa mesin cetak, para penulis dengan tekun menyalin ulang teks-teks
Plato. Dan berkat tradisi salinan tangan Bizantium ini akhirnya kita
dapat merasakan karya-karya Plato sampai saat ini. Berikut ini adalah
karya-karya Plato yang telah dianggap otentik oleh para ahli:
- Masa Muda ( 399-390 SM)
|
- Hippias meizon (minor) Ion
- Laches
- Xarmides
- Protagoras
- Euthypron
- Hippias elatton ( mainor)
- Apologia Sokratous
|
- Masa Muda (399-390 SM)
Karya ini dibuat saat Akademia sudah berdiri. Disini masih ada
pengaruh pemikiran sokratik, tetapi ide-ide Plato mulai keluar seperti
pengetahuan lewat anamnesis dan pentingnya pengetahuan matematis. |
- Gorgias
- Menon
- Euthydemos
- Lysis
- Menexenos
|
- Dewasa ( 385-370 SM)
|
- Phaidon
Phaidon membahas konsep jiwa dan kekekalannya,
- Symposion
Symposion membahas eros, politeria beridealisasi tentang pembaharuan polis dan prinsip-prinsip kebaikan politik,
Phaidros berupa kritik atas retorika yang dihubungkan dengan teori tentang jiwa.
|
- Masa Tua (370-348 SM)
|
Theaitetos memberikan definisi pengetahuan serta mengkritik konsepsi pengetahuan dari Herakleitos dan Protagoras.
- Sophistes
- Politikos
- Timaios
- Kritias
- Philebos
Philebos bebicara tentang hidup yang baik
- Nomoi
- Nomoi membahas sistem Politik paling komplit yang pernah dibuat oleh seorang filsuf.
- Surat VII.
|
Terdapet beberapa ciri khas dalam karya-karya yang dihasilkan oleh plato. Yakni antara lain:
- Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu
menampilkan kepribadian dan pemikiran Sokrates sebagai topik utama
karangannya.
- Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam bentuk dialog. Dalam Surat
VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati
yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu,
menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok
adalah tulisan yang berbentuk dialog.
- Adanya mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi,
Dengan dua ciri terakhik yang dimiliki karya-karya plato, yakni berbentuk dialog dan adanya mite, maka
Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis.
Selain karya dan pemikirannya, ada sebuah perumpamaan oleh plato yang
termasyhur hingga saat ini. Ialah perumpamaan tentang orang di gua.
Ada pula sebuah istilah yang terkait dengan Plato, mungkin kalian perlu mengetahuinya. Ialah istilah yang disebut
Cinta Platonis. Ya! Ini tentang Cinta, dan pembahasan cinta selalu menarik. Pak Tua sudah membuat sedikit pembahasannya, pada artikel “
Apa itu Cinta Platonis”, selamat membaca.
Baiklah sahabat, itu dia sedikit yang bisa pak tua ceritakan tentang
kakek tua kita, plato. Mungkin jika ada sempat, esok lusa kita akan tahu
lebih banyak lagi tentang plato. Semoga sahabat pembaca bisa mengambil
manfaat dari tuisan ini, dan semoga kebijakan tumbuh dalam pikiran kita
semua.
Salam pecinta kebjiakan.
Pak Tua Trilan dari Keluarga Pedia.